Jumat, 14 Desember 2012

Love Poems ~




LOVE POEMS


















Ketika bulan mulai menyapamu. Dalam kegelapan malam dan sepi menemanimu. Pejamkanlah matamu,maka rasakanlah ketika itu cintaku mulai menyapamu dengan kehangatan….. 

Dan ketika mentari mulai menghangatkan mu dengan sinarnya,maka rasakanlah udara pagi yang sejuk itu. Ketika itu akan ku sentuh dirimu dengan kelembutan kasih sayangku…..
Jika aku pergi nanti. Antarlah aku dengan semua cintamu, antarlah aku dengan semua kasihmu. 



Kenanglah semua apa yang pernah kita lalui, baik itu kenangan yang indah maupun pahit. Kerena dari sanalah kita belajar banyak hal…..
 
Aku bukanlah wanita yang seindah bunga mawar, aku juga bukan wanita yang mampu memberimu wangi, seperti bunga melati. Tapi aku hanya wanita biasa, ibarat bougenfil, keindahanya tak seberapa dengan mawar merah, wanginyapun tak ada di bandingkan dengan wanginya melati.


Tapi aku mampu merawatnya.. bougenfil yang keindahanya hanya seperti itu saja, yang tak mempunyai bau harum..namun jika di rawat memiliki nilai jual yang tinggi….
 



Ketika aku memutuskan untuk bersamamu…aku berharap kau mampu merawatku..agar aku tak di pandang sebelah mata..dan berharga di depan matamu…..
Trimakasih sayangku…kau telah memberi warna dalam kehidupanku selama ini….





HAPPY ANNIVERSARY 15 NOVEMBER 2012

Sabtu, 08 Desember 2012

Lukisan ayam jago Affandi Terjual Rp 3,9 Miliar

Wooww..Lukisan Affandi Terjual
Rp3,9 Miliar :o

JAKARTA: Lukisan Affandi
berjudul “Ayam Jago” (Man with
a Fighting Rooster) terjual
dengan harga HK$3.620.000
(Rp3,9 miliar) dalam lelang di
Hong Kong.
Selain lukisan karya Affandi,
lukisan karya seniman asal
kelahiran Belgia yang menetap di
Bali dan menjadi warga negara
Indonesia, Adrien-Jean Le
Mayeur de Merprès, terjual
dengan harga HK$7.700,000
(Rp8,45 miliar) dan menjadikan
rekor serta merupakan
penjualan tertinggi dari seniman
Indonesia.
Dalam lelang karya seni bertema
“Southeast Asian Modern and
Contemporary Art”, Christie’s
Hong Kong meraih penjualan
total HK$49 juta (US$6,3
juta), 90% terjual dengan harga
yang ditentukan dan 76% lots
(jumlah karya seni) yang
ditawarkan.
“Keberhasilan dalam lelang ini
merupakan contoh yang lar
biasa perbedaan dari kategori
seni Asia Tenggara,” kata
pimpinan Balai Lelang Christie’s
untuk bidang Southeast Asian
Modern and Contemporary Art
Ruoh-Ling Keong hari ini.
Hasil positif dalam penjualan
kategori ini juga menunjukkan
keseimbangan dua pilar yaitu
seni modern dan seni
kontemporer, di mana keduanya
menghasilkan penjualan yang
signifikan.
Hasil tertinggi yang diraih dari
dua penjualan karya Adrien-
Jean Le Mayeur de Merprès
berjudul “Temple Festival in Bali”
dengan harga HK$7.700.000
(US$989.450) dan karya
Affandi “Ayam Jago” (Man with
a Fighting Rooster) dengan
harga HK$3.620.000 (US
$465.170), menunjukkan
kekuatan permintaan atau pasar
terhadap karya yang sudah
langka. (tw)

Buku Seni ornitologi di jual Mahal

Hay guys sekarang kita akan bahas buku yg berjudul “The Birds Of America” Karya
Audubon Laku US$7,9 Juta

Buku edisi pertama dari James
Audubon yang berjudul “The
Birds of America” terjual
dengan harga US$7,9 juta pada
lelang hari Jumat di rumah lelang
Christie, New York, Amerika
Serikat.
Buku yang berisi aneka burung
dalam ukuran sebenarnya ini
terjual kepada seorang kolektor
Amerika, William Henry
Cavendish-Scott-Bentinck,
Duke of Portland keempat.
Buku ini memiliki ukuran 1 meter
dan ditulis tangan. Menurut
Francis Wahlgren, kepala
internasional Manuskrip dan
Buku Christie, harga tersebut
merupakan harga tertinggi
ketiga untuk buku yang dicetak
ulang.
“Buku karya Audiobom ini
merupakan pencapaian tertinggi
dalam seni ornitologi saat ini,”
ujarnya.
Para ahli memperkirakan bahwa
edisi pertama dari buku ini
terdiri dari 200 eksemplar buku
dan selesai diproduksi selama 11
tahun. Menurut data Christie,
setidaknya terdapat 120 set
buku ini yang berada di 107
lembaga dan 13 di tangan
swasta.

Museum termegah di dunia

Museum Termegah di
Dunia

1. The
Vaticans Museum
Didirikan oleh Paus Julius II.
Museum Vatikan terdaftar
menjadi yang terbesar dari
semua museum. Jika Anda
mengunjungi museum ini, Anda
akan dapat melihat beberapa
patung terbaik. Tidak hanya itu,
tetapi juga, karya seni yang
diciptakan selama periode
Renaissance juga ditampilkan di
sini.

Novel Hatinya Tertinggal di Gaza

Novel "Hatinya Tertinggal di
Gaza"
Kekuatan Baru Sastra
Indonesia

JAKARTA - Pengamat sastra
Indonesia, Eka Budianta menilai
novel berjudul "Hatinya
Tertinggal di Gaza", karya
Sastri Bakry tidak bisa
dikatakan murni sebagai novel
dengan landasan fiksi karena
novel ini berbanding seimbang
dengan bentuk-bentuk karya
jurnalistik yang kuat dengan
reportase.
"Ada upaya serius dari penulis
untuk menggambarkan detail
tentang lembaga-lembaga dan
gedung resmi pemerintahan dalam
novel ini. Mengacu pada
spesifikasi novel yang kita
persepsi selama ini, maka
'Hatinya Tertinggal di Gaza'
secara tekstual tidak lagi bisa
dikatakan sebagai novel," kata
Eka Budianta, saat bedah novel
"Hatinya Tertinggal di Gaza", di
Pusat Dukomentasi Sastra HB
Yasin, Taman Ismail Marzuki
(TIM), Jakarta, Jumat (6/5).
Kalau pihak-pihak tertkait
dengan lembaga resmi yang
digambarkan dalam novel
tersebut tidak setuju, lanjut Eka
Budianta, jelas akan menimbulkan
perkara dan penulis bisa dituntut.
"Tapi terlepas dari itu semua,
disamping penggambaran detail
lembaga-lembaga resmi sebagai
sebuah kelemahan, saya juga
menempatkan penggambaran
detail itu sebagai sebuah
kekuatan baru dari karya Sastri
Bakry ini," ujar Eka Budianta.
Hal lain yang juga tidak kalah
penting dari kehadiran novel ini
adalah mendalami substansi
kenapa dan untuk apa novel ini
ditulis oleh Sastri. "Nampaknya
novel ini terapi efektif bagi
penulis untuk penyembuh situasi
dan kondisi psikologi yang lemah
menjadi kuat serta diharapkan
penulis sebagai media pendidikan
bagi siapa pun yang membacanya
dan novel ini telah menetapkan
Sastri Bakry sebagai novelis
Indonesia yang memperkaya
khasanah sastra nasional dan
Asean."
Kemampuan penulis dalam
memaparkan detail setiap
lembaga resmi tentu sangat
dipengaruhi oleh pengalaman dan
perjalanan hidup Sastri Bakry
yang luar biasa, termasuk
pengalaman batin dan spiritual
ditinggal suami.
"Hatinya Tertinggal di Gaza
sekaligus menawarkan bagaimana
semestinya seorang perempuan
yang ditinggal suami untuk bisa
menjalani kebelangsungan hidup
yang masih panjang. Mungkin,
kalau Sastri Bakry tidak
ditinggal suaminya
(meninggal,red), agaknya novel
ini tidak akan pernah selesai.
Jadi ini sebuah gambaran
interaksi penulis dengan alam,"
ungkap Eka Budianta.
Di tempat yang sama, analis
sastra Leon Agusta menyebut
'Hatinya Tertinggal di Gaza'
sebagai satu buku yang
semuanya diproses dengan
tergesa-gesa. "Ini terkesan
semuanya serba bergegas hingga
nyaris menjadi buku, tapi uniknya
karya Sastri Bakry lebih terang-
benderang dibanding novel yang
sesungguhnya dalam
menggambarkan sesuatu," tutur
Leon Agusta.
Lebih lanjut dikatakannya,
pengarang hanya hadir di draft
awal cerita. Tapi pada draft
finishing, kekuatan dan kecirian
pengarang teredusi. "Mestinya,
dalam sebuah novel yang
terbilang baik, penulis harus
selalu hadir secara utuh dan
jangan hanya sampai di draft,"
tegas Leon Agusta

Lukisan terbuat dari canmuran darah.

Guyss! ! yg satu ini juga ga kalah sadis loh si pelukis melukiskan lukisannya memakai dari Campuran
darah sendiri loh!

- Sebuah kisah
menarik tentang sebuah
lukisan penuh misteri dan
berhantu. Menurut cerita,
lukisan, berjudul Orang Yang
Sedih, merupakan anggota
keluarga selama lebih dari
25 tahun. Lukisan Itu
disimpan di atas loteng di
tempat tinggal keluarga
tersebut sampai saat ini,
dan pelukis nya bunuh diri
setelah membuat lukisan ini.
Pembuatan Lukisannya pun
menggunakan cat minyak
dicampur dengan darah
pelukis itu sendiri.

Lukisan misterius

Hayy guyss Berbicara tentang lukisan yang
Pnuh misteriusss , baru-baru ini ada fenomena lukisan hidup yang
tidak kalah serem,

Lukisan ini dibuat oleh seorang
gadis di jepang, konon, setelah
dia menyelesaikan lukisan potret
dirinya, lalu ia bunuh diri, yang
tidak kalah serem, katanya kalau
kita liat lukisan ini 5 menit maka
gambarnya bakal berubah.

Jumat, 07 Desember 2012

Misteri dari lukisan The Crying Boy


Misteri LukisanThe Crying Boy
Gadis Ngobrol

Selain lukisan fenomenal ‘The Hand Resist Him’ (THRH) yang konon berpenghuni, ternyata ada lagi lukisan yang terkutuk dan misterius di dunia ini. Bahkan, lukisan ini sempat menggemparkan Inggris saat The Sun, sebuah tabloid terkenal di Inggris yang menerbitkan berita berjudul "Blazing Curse of the Crying Boy", pada di edisi ke-4, di bulan September 1985.






Lukisan yang diberi judul The Crying Boy ini merupakan buah karya seorang seniman Italia bernama Bruno Armadio. Dalam goresan kanvas ini, Bruno membuat sebuah potret anak yatim piatu yang ditinggal orangtuanya dalam sebuah tragedi kebakaran. Nah mirisnya, setelah lukisan ini diproduksi secara massal, anak dalam lukisan itu dikabarkan tewas dalam sebuah ledakan, dan disusul dengan terbakarnya studio  Bruno, si pembuat lukisan..
Sejak kejadian itu, misteri kutukan lukisan ini terus berlanjut. Menurut berita yang dikabarkan The Sun, sebuah rumah di Rotherham, South Yorkshire hangus terbakar, karena memajang lukisan ini. Anehnya, di tengah kerusakan parah dalam kebakaran tersebut, tapi lukisan The Crying Boy tetap tergantung rapih tanpa cacat sedikitpun.
Beberapa tahun berikutnya, kasus serupa juga kerap terjadi. Sejak tahun 1985, tercatat 40-50 kasus kebakaran rumah terjadi karena memajang gambar tersebut. Anehnya, di tengah kerusakan parah akibat kebakaran tersebut, hanya lukisan anak laki-laki menangis inilah yang masih utuh tergantung. 
Dari rentetan kejadian misterius yang diberitakan, beberapa paranormal pun mengklaim bahwa semua lukisan yang diproduksi massal ini, telah dihantui oleh jiwa anak itu. Dan sebagai aksi untuk memutuskan kutukan tersebut, warga Inggris pun melakukan aksi pembakaran massal lukisan tersebut. Tapi sayangnya, belum semua lukisan The Crying Boy bisa dimusnahkan. Karena, masih ada ribuan lukisan serupa yang tersebar di seluruh dunia. Seperti apa ya, nasib para pemilik lukisan lainnya? 

Selasa, 27 November 2012

Pushing the boundaries of art


Hay guys...

this next News about Jeremy Goldstein yang mendirikan perusahaan spesialisasi dalam memproduksi, komisioning dan mengelola proyek-proyek seni kontemporer yang mengangkang disiplin-dari instalasi kinerja dan seni situs khusus untuk pameran, melalui produksi multimedia opera dan teater.

yukk kita baca beritanya .. :)



London Artists Proyek: Jeremy Goldstein adalah mendorong batas-batas seni kontemporer

Memproduksi Independen bukan untuk menjadi lemah hati. Drive, kreativitas yang melekat dan obsesi dengan melanggar cetakan telah mendapatkan Jeremy Goldstein tempat di hati kritikus

Jeremy Goldstein di Teater Soho
Jeremy Goldstein di Teater Soho. Foto: Zak Waters / Wali
"Joy, keindahan dan makna" adalah tiga kata yang independen produser Jeremy Goldstein memilih untuk merangkum etos belakang merek nya, Artists London Proyek (PAP).
Didirikan pada tahun 2001, perusahaan spesialisasi dalam memproduksi, komisioning dan mengelola proyek-proyek seni kontemporer yang mengangkang disiplin-dari instalasi kinerja dan seni situs khusus untuk pameran, melalui produksi multimedia opera dan teater.
Dan itulah yang meminjamkan London Artists Proyek merek sendiri kreatif je ne sais quoi: pikiran-meniup keanekaragaman itu. Fusing unsur-unsur dari berbagai bentuk seni adalah ciri khas perusahaan."Kami mewujudkan semangat kepeloporan, mengembangkan proyek-proyek dari awal melintasi batas-batas budaya" adalah bagian dari pernyataan misi. Dan mereka pasti memberikan.
Berbicara dengan ini Australia berlidah merdu sulit untuk tidak ditarik ke menggugah nya, wonderland teatrikal yang telah ditarik dari beberapa produksi teater dan seni yang paling directional akhir-akhir ini. Kritikus memuji dia sebagai kekuatan produksi utama independen dan penghargaan yang banyak sekali dengan PAP mengambil sebuah tiga penghargaan yang mengesankan pada tahun 2009.
Dua yang pertama diberikan di festival Edinburgh untuk Mark Ravenhill, A Life in Tiga Kisah Para Rasul, yang meraup pinggiran Pertama dan paling festival 'dihormati, malaikat Herald untuk menarik kinerja Bette Bourne, pedih. Kemudian, baru-baru ini daging cincang-situs kinerja instalasi khusus diproduksi dengan Citizens Karton memenangkan Best Design di The Theatre Awards Evening Standard. "Saya tidak tahu dan senang!" Goldstein diminatinya.
Dia cepat menunjukkan bahwa menerima beberapa pengakuan utama untuk "proyek keluar dari West End yang fantastis dan menunjukkan bagaimana pekerjaan kita berhasil."
Saat ini, perusahaan pada pijakan perusahaan kreatif, menghasilkan proyek-proyek yang memasuki zeitgeist tetapi juga menarik penumpang.Dalam delapan belas bulan terakhir produksi mereka telah mencapai penonton 250.000 orang, jauh sejak awal tahun 2001, ketika, "Saya bekerja keluar dari kamar tidur saya, tidak punya uang dan mengangkat semua dana sendiri."
Setelah "selalu ingin menjadi produser", Manchester kelahiran Goldstein, pindah ke Sydney bersama keluarganya di awal 70-an. Di sana, ia meninggalkan sekolah pada usia lima belas dan mendapat pekerjaan yang bekerja untuk sebuah organisasi seni Australia. Dalam waktu dua tahun ia ditawari hibah dari Dewan Australia untuk melatih sebagai produser. Dia pindah ke London pada tahun 1994 dan mendekati akhir kontrak untuk LIFT (London International Festival of Theatre) pada tahun 2001 ketika ia membuat "tawaran serius" berani dan menjadi produser independen, menanggapi ceruk "untuk pengembangan baru ditugaskan karya skala. "
Saat peluncuran, Goldstein meledak ke TKP dengan Ghost Train Carnesky ini, skala besar kinerja instalasi diselingi dengan sihir, ilusi, media digital dan live performance. Itu adalah judi yang lunas dengan orang dalam industri penamaan itu bagian paling menarik dari teater tahun. "Ini mengatur bar untuk pekerjaan yang ingin saya lakukan", Goldstein mengungkapkan.
Highlights untuk Goldstein termasuk pameran taman instalasi, Taman Mr Roscoe di Chelsea Flower Show yang diproduksi tahun lalu dengan seniman visual Jyll Bradley dan ditugaskan oleh Perusahaan Budaya Liverpool. 
Dia juga bangga Gajah Tim Hopkins 'dan Castle, sebuah, multimedia spesifik lokasi acara opera ia diproduksi pada tahun 2007 di Festival Aldeburgh. "Itu sangat inventif dan mencoba untuk memindahkan bentuk seni pada", dia mengakui dengan berkembang menyenangkan.
Preview tahun ini A Hidup di Tiga Kisah di Teater Traverse untuk Festival Edinburgh juga peringkat cukup tinggi. "Ketika kita menyadari bahwa kita memiliki smash, itu adalah momen besar!" ia rave.
Meskipun menemukan kaki mereka awal kreatif, Goldstein mengakui bahwa tantangan terbesar adalah mengamankan pendanaan. Ini "seperti tindakan kawat tinggi" adalah analoginya tanggap dan berwawasan. Dia terus mendekati co-produser dan Dewan Kesenian Inggris untuk mengamankan dukungan keuangan penting.
Sebagai merekrut baru untuk Masa Depan Courvoisier 500 Jaringan Goldstein adalah gembira tentang bagaimana ia bisa menggunakannya untuk memenuhi "kreatif yang tidak takut untuk melakukan sesuatu yang berbeda." Membaca tentang itu online ia tertarik pada inisiatif karena "tidak terbatas pada setiap sektor tertentu," ia menjelaskan.
Dia telah mengidentifikasi satu pembuat film sebagai kolaborator potensial dan tertarik untuk membuat proposal untuk dana Bank Masa Depan tahun depan.
Adapun apa yang berlaku untuk 2.010 Proyek Artists London, itu tampak lebih cerah dari sebelumnya. Dia mengembangkan kerja baru dengan Jyll Bradley dan Conservation Trust Galapagos dan proyek musik-teater dengan Mark Ravenhill, komposer Conor Mitchell dan direktur Stewart Laing. Dia juga memiliki proyek dalam pipa dengan sutradara Tim Hopkins, komposer Elena Langer dan Ensemble Pokrovsky. Sebuah Kehidupan di Tiga Kisah Para Rasul akan datang ke Theatre Soho, pada bulan Februari sebelum tur internasional.
Mengidentifikasi salah satu kualitas yang paling integral dari memproduksi sukses sebagai inovasi, jelas Goldstein bertekad untuk tetap berada di puncak bidangnya. "Anda tidak bisa menjadi risk averse Jika Anda melakukan hal-hal yang sama Anda berisiko menjadi sekarat dan itu tidak apa London Artists Proyek adalah tentang.."
Ini adalah jawaban yang meyakinkan dan satu Anda tahu Goldstein akan menempel.
dan ini beberapa karya seni yg ada diPushing the boundaries of art














Sejarah Seni Sastra Dunia

Hay Guys kenalin nama gue Rizka Aulia Rahmah kelas IX smpn 4 bekasi. di Blog gue ini menjelaskan tentang semua arti dari Art Literature atau Seni Sastra..
and Next kita berawal dari Sejarahnya yukk !!





Sejarah Perkembangan Seni Sastra Dunia


Seni telah lama berkembang. Bidang ini juga menjadi bagian dalam perkembangan peradaban Islam. Salah satunya adalah penulisan sastra. Banyak sastrawan bermunculan dengan berbagai karya mereka. Di sisi lain, seni musik pun mendapatkan ruang dan para musisi diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya.
Sastra mulai berkembang saat pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Puncaknya, termasuk dalam perdagangan, terjadi pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Al Rasyid dan putranya, Al Ma’mun. Para sastrawan masa itu banyak melahirkan karya besar. Bahkan, mereka juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sastra pada masa pencerahan di Eropa.
Philip K Hitti dalam bukunya History of The Arabs mengatakan, pada masa itu sastra mulai dikembangkan oleh Abu Uthman Umar bin Bahr Al Jahiz. Ia mendapatkan julukan sebagai guru sastrawan Baghdad. Al Jahiz dikenal dengan karyanya yang berjudul Kitab Al Hayawan atau Kitab Hewan. Ini merupakan sebuah antologi anekdot binatang, perpaduan rasa ingin tahu antara fakta dan fiksi. Ia pun menulis karya lain, Kitab Al Bukhala, yang merupakan kajian tentang karakter manusia.
Perkembangan sastra ini kemudian terus berlanjut hingga mencapai masa puncaknya pada sekitar abad ke-10.
Bermunculan nama-nama sastrawan yang memiliki pengaruh besar, yaitu Badi Al Zaman Al Hamadhani, Al Tsa’alibi dari Naisabur, dan Al Hariri. Al Hamadhani dikenal sebagai pencipta maqamat, sejenis anekdot yang isinya dikesampingkan oleh penulisnya untuk mengedepankan kemampuan puitisnya. Namun, dari sekitar 400 yang ditulisnya, hanya ada 52 yang masih bisa ditelusuri jejaknya.
Seorang sastrawan lainnya, Al Hariri, lebih jauh mengembangkan maqamat. Ia menjadikan karya-karya Al Hamadhani sebagai model. Melalui maqamat ini, baik Al Hamadhani dan Al Hariri, menyajikan anekdot sebagai alat untuk menyamarkan kritik-kritik sosial terhadap kondisi yang ada di tengah masyarakat.
Menurut Philip K Hitti, sebelum maqamat berkembang, ada sastrawan yang merupakan keturunan langsung Marwan, khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah. Sastrawan itu bernama Abu Al Faraj Al Ishbahani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al Ishfahani. Abu Al Faraj tinggal di Aleppo, Suriah, untuk menyelesaikan karya besarnya, Kitab Al Aghni. Ini merupakan sebuah warisan puisi dan sastra yang berharga. Buku ini juga dianggap sebagai sumber utama untuk mengkaji peradaban Islam.
Sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun, menyebut karya Abu Al Faraj sebagai catatan resmi bangsa Arab. Bahkan, saking berharganya karya itu, sejumlah figur ternama dalam pemerintahan, seperti Al Hakam dari Andalusia, mengirimkan seribu keping emas kepada Abu Al Faraj sebagai hadiah. Sebelum pertengahan abad ke-10, draf pertama dari sebuah karya yang kemudian dikenal dengan Alf Laylah wa Laylah (Seribu Satu Malam) disusun di Irak. Acuan utama penulisan draf ini dipersiapkan oleh Al Jahsyiyari.
Awalnya, ini merupakan karya Persia klasik, Hazar Afsana. Karya itu berisi beberapa kisah yang berasal dari India. Lalu, Al Jahsyiyari menambahkan kisah-kisah lain dari penutur lokal. Sastrawan lain yang kemudian muncul pada masa Abbasiyah adalah Abu Al Tayyib Ahmad Al Mutanabbi. Banyak kalangan menganggap bahwa ia merupakan sastrawan terbesar.
Abu al-’Ala al-Ma’arri yang hidup antara 973 hingga 1057 Masehi merupakan sosok lainnya. Ia menjadi salah satu rujukan para sarjana Barat. Puisi-puisi yang ia ciptakan menunjukkan adanya perasaan pesimis dan skeptisme pada zaman ia hidup. Perkembangan sastra ini juga memberikan pengaruh kepada Spanyol.
Dalam konteks ini, tak ada penulis Barat yang mengungkapkan ketertarikan Eropa terhadap sastra Arab dalam bentuk yang lebih dramatis dan puitis dibandingkan penyair asal Inggris William Shakespeare. Hal menarik yang diciptakan Shakespeare adalah Pangeran Maroko yang merupakan salah satu tokoh agung dalam The Merchant of Venice. Pangeran Maroko dibuat dengan meniru Sultan Ahmed al-Mansur yang agung yang menunjukkan martabat kerajaan.
Pada masa pemerintahan Islam, musik juga mengalami perkembangan. Para penguasa pemerintahan Islam di Baghdad bahkan pergi ke Kordoba untuk memberikan dukungan kepada musisi dan perkembangan musik di sana. Alat musik pun banyak bermunculan. Bahkan, berkembang di luar wilayah Islam.
Misalnya oud, yang berbentuk setengah buah pir, berisi 12 string. Di Italia, oud menjadi il luto. Di Jerman, alat musik menjadi laute. Di Prancis, alat ini menjadi le luth. Di Inggris, ini menjadi lute. Rebab, yang merupakan salah satu bentuk dasar biola, menyebar dari Spanyol ke Eropa dengan nama rebec.
Rebana merupakan instrumen musik Arab yang juga diadaptasi oleh dunia Barat. Rebana terbuat dari kayu dan per kamen. Hingga saat ini, rebana masih digunakan di berbagai belahan dunia saat bermusik. Perkembangan musik dan alat musik ini ditopang pula oleh kegiatan yang biasanya diselenggarakan di istana.